LAPORAN PRAKTIKUM LAJU REAKSI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI
Tanggal Praktikum : 02 November 2011
Nama Anggota Kelompok:
1. Abdul Charis Chafid (01)
2. Alvinura Fajrin (06)
3. Fakhrudin Ash Siddiqi Muh. (20)
4. M. Doni Maulida (24)
5. Nurizal Deo Fandi (26)
Kelas XI-IPA 3
RSBI SMA NEGERI MOJOAGUNG
Jl. Raya janti No. 18 Mojoagung Jombang (61482), Telp. (0321) 495408
Website : sman-mojoagung.sch.id
2011
1. Judul Praktikum
“Laporan Praktikum Laju Reaksi “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi”.
2. Tujuan Praktikum
1. Menjelaskan pengaruh konsentrasi zat terhadap laju reaksi.
2. Menjelaskan pengaruh luas permukaan suatu zat terhadap laju reaksi.
3. Menjelaskan pengaruh suhu terhadap laju reaksi.
4. Menjelaskan pengaruh katalis terhadap laju reaksi
3. Dasar Teori
3.1 Laju Reaksi
Laju reaksi atau kecepatan reaksi menyatakan banyaknya reaksi kimiayang berlangsung per satuan waktu. Laju reaksi menyatakan molaritas zat terlarut dalam reaksi yang dihasilkan tiap detik reaksi. Perkaratan besi merupakan contoh reaksi kimia yang berlangsung lambat, sedangkan peledakan mesiu atau kembang api adalah contoh reaksi yang cepat.
Untuk reaksi kimia
dengan a, b, p, dan q adalah koefisien reaksi, dan A, B, P, dan Q adalah zat-zat yang terlibat dalam reaksi, laju reaksi dalam suatu sistem tertutup adalah
dimana [A], [B], [P], dan [Q] menyatakan konsentrasi zat-zat tersebut.
3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
Sifat alami suatu reaksi. Beberapa reaksi memang secara alami lambat atau lebih cepat dibandingkan yang lain. Jumlah spesies yang ikut bereaksi serta keadaan fisik reaktan, ataupun kekompleksan jalanya (mekanisme reaksi) dan factor lain sangat menentukan kecepatan laju reaksi.
Konsentrasi reaktan. Karena persamaan laju reaksi didefinisikan dalam bentuk konsentrsi reaktan maka dengan naiknya konsentrasi maka naik pula kecepatan reaksinya. Artinya semakin tinggi konsentrasi maka semakin banyak molekul reaktan yang tersedia denngan demikian kemungkinan bertumbukan akan semakin banyak juga sehingga kecepatan reaksi meningkat.
Tekanan. Reaksi yang melibatkan gas, kecepatan reaksinya berbanding lurus dengan kenaikan tekanan dimana factor tekanan ini ekuivalen dengan konsentrasi gas.
Orde reaksi. Orde reaksi menentukan seberapa besar konsentrasi reaktan berpengaruh pada kecepatan reaksi.
Temperatur. Temperature berhubungan dengan energi kinetic yang dimiliki molekul-molekul reaktan dalam kecenderungannya bertumbukan. Kenaikan suhu umumnya menyediakan energi yang cukup bagi molekul reaktan untuk meningkatkan tumbukan antar molekul. Akan tetapi tidak semua reaksi dipengaruhi oleh temperature, terdapat reaksi yang independent terhadap temperature yaitu reaksi akan berjalan melambat saat temperature di naikkan seperti reaksi yang melibatkan radikal bebas.
Pelarut. Banyak reaksi yang terjadi dalam larutan dan melibatkan pelarut. Sifat pelarut baik terhadap reaktan, hasil intermediate, dan produknya mempengaruhi laju reaksi. Seperti sifat solvasi pelarut terhadap ion dalam pelarut dan kekuatan interaksi ion dan pelarut dalam pembentukan counter ion.
Radiasi elektromagnetik dan Intensitas Cahaya. Radiasi elektromagnetik dan cahaya merupakan salah satu bentuk energi. Molekul-molekul reaktan dapat menyerap kedua bentuk energi ini sehingga mereka terpenuhi atau meningkatkan energinya sehingga meningkatkan terjadinya tumbukan antar molekul
Katalis. Adanya katalis dalam suatu sitem reaksi akan meningkatkan kecepatan reaksi disebabkan katalis menurunkan energi aktifasi. Dengan penurunan energi aktifasi ini maka energi minimum yang dibutuhkan untuk terjadinya tumbukkan semakin berkurang sehingga mempercepat terjadinya reaksi.
Pengadukan. Proses pengadukan mempengaruhi kecepatan reaksi yang melibatkan sistem heterogen. Seperti reaksi yang melibatkan dua fasa yaitu fasa padatan dan fasa cair seperti melarutkan serbuk besi dalam larutan HCl, dengan pengadukan maka reaksi akan cepat berjalan.
3.3 Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi
Telah diuraikan dalam teori tumbukan, perubahan jumlah molekul pereaksi dapat berpengaruh pada laju suatu reaksi. Kita telah tahu bahwa jumlah mol spesi zat terlarut dalam 1 liter larutan dinamakan konsentrasi molar. Bila konsentrasi pereaksi diperbesar dalam suatu reaksi, berarti kerapatannya bertambah dan akan memperbanyak kemungkinan tabrakan sehingga akan mempercepat laju reaksi.
Karena persamaan laju reaksi didefinisikan dalam bentuk konsentrsi reaktan maka dengan naiknya konsentrasi maka naik pula kecepatan reaksinya. Artinya semakin tinggi konsentrasi maka semakin banyak molekul reaktan yang tersedia dengan demikian kemungkinan bertumbukan akan semakin banyak juga sehingga kecepatan reaksi meningkat.
3.4 Pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi
Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam banyak, sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila semakin kecil luas permukaan bidang sentuh, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun semakin kecil. Karakteristik kepingan yang direaksikan juga turut berpengaruh, yaitu semakin halus kepingan itu, maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi; sedangkan semakin kasar kepingan itu, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi.
3.5 Pengaruh suhu terhadap laju reaksi
Umumnya kenaikan suhu mempercepat reaksi, dan sebaliknya penurunan suhu memperlambat reaksi. Bila kita memasak nasi dengan api besar akan lebih cepat dibandingkan api kecil. Bila kita ingin mengawetkan makanan (misalnya ikan) pasti kita pilih lemari es, mengapa? Karena penurunan suhu memperlambat proses pembusukan.
Laju reaksi kimia bertambah dengan naiknya suhu. Bagaimana hal ini dapat terjadi? Ingat, laju reaksi ditentukan oleh jumlah tumbukan. Jika suhu dinaikkan, maka kalor yang diberikan akan menambah energi kinetik partikel pereaksi. Sehingga pergerakan partikel-partikel pereaksi makin cepat, makin cepat pergerakan partikel akan menyebabkan terjadinya tumbukan antar zat pereaksi makin banyak, sehingga reaksi makin cepat.
Umumnya kenaikan suhu sebesar 100C menyebabkan kenaikan laju reaksi sebesar dua sampai tiga kali. Kenaikan laju reaksi ini dapat dijelaskan dari gerak molekulnya. Molekul-molekul dalam suatu zat kimia selalu bergerak-gerak. Oleh karena itu, kemungkinan terjadi tabrakan antar molekul yang ada. Tetapi tabrakan itu belum berdampak apa-apa bila energi yang dimiliki oleh molekul-molekul itu tidak cukup untuk menghasilkan tabrakan yang efektif. Kita telah tahu bahwa, energi yang diperlukan untuk menghasilkan tabrakan yang efektif atau untuk menghasilkan suatu reaksi disebut energi pengaktifan.
Energi kinetik molekul-molekul tidak sama. Ada yang besar dan ada yang kecil. Oleh karena itu, pada suhu tertentu ada molekul-molekul yang bertabrakan secara efektif dan ada yang bertabrakan secara tidak efektif. Dengan perkataan lain, ada tabrakan yang menghasilkan reaksi kimia ada yang tidak menghasilkan reaksi kimia. Meningkatkan suhu reaksi berarti menambahkan energi. Energi diserap oleh molekul-molekul sehingga energi kinetik molekul menjadi lebih besar. Akibatnya, molekul-molekul bergerak lebih cepat dan tabrakan dengan dampak benturan yang lebih besar makin sering terjadi. Dengan demikian, benturan antar molekul yang mempunyai energi kinetik yang cukup tinggi itu menyebabkan reaksi kimia juga makin banyak terjadi. Hal ini berarti bahwa laju reaksi makin tinggi.
3.6 Pengaruh katalis terhadap laju reaksi
Salah satu cara lain untuk mempercepat laju reaksi adalah dengan jalan menurunkan energi pengaktifan suatu reaksi. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan katalis. Katalis adalah suatu zat yang mempercepat suatu laju reaksi, namun ia sendiri, secara kimiawi, tidak berubah pada akhir reaksi. Ketika reaksi selesai, maka akan didapatkan kembali massa katalasis yang sama seperti pada awal ditambahkan. Katalis dapat bekerja dengan membentuk senyawa antara atau mengabsorpsi zat yang direaksikan. Katalis menyebabkan energi pengaktifan reaksi lebih rendah.
Katalis dapat dibagi berdasarkan dua tipe dasar, yaitu reaksi heterogen dan reaksi homogen. Didalam reaksi heterogen, katalis berada dalam fase yang berbeda dengan reaktan. Sedangkan pada dalam reaksi homogen, katalis berada dalam fase yang sama dengan reaktan.
Katalis juga dibedakan menjadi dua menurut fungsinya, yaitu katalis positif (katalisator) yang berfungsi mempercepat reaksi, dan katalis negatif (inhibitor)yang berfungsi memperlambat laju reaksi. Katalis positif berperan menurunkan energi pengaktifan, dan membuat orientasi molekul sesuai untuk terjadinya tumbukan
4. Alat dan Bahan
4.1 Percobaan I Pengaruh Konsentrasi Terhadap Laju Reaksi.
1. Alat
- Tabung Reaksi 3 buah.
- Gelas Ukur 10 ml.
- Ampelas.
- Stopwatch.
2. Bahan
- Logam Mg (Magnesium) potong ukuran 2 cm sebanyak 3.
- Larutan HCl 1 M.
- Larutan HCl 2 M.
- Larutan HCl 3 M.
4.2 Percobaan II Pengaruh Luas Permukaan Terhadap laju reaksi.
a. Alat
- Erlenmeyer 100/ 250 ml 2 buah.
- Gelas Ukur 25 ml.
- Stopwatch.
- Neraca.
- Pisau.
- Batang Pengaduk.
b. Bahan
- Calsium Carbonat (CaCO3) berbentuk serbuk.
- Calsium Carbonat (CaCO3) berbentuk batangan.
- Larutan HCl 2 M.
4.3 Percobaan III Pengaruh Suhu Terhadap Laju Reaksi.
a. Alat
- Gelas kimia 100 ml 3 buah.
- Gelas ukur 25 ml.
- Kertas bertanda X.
- Bunsen.
- Kaki tiga + kasa.
b.Bahan
- Larutan HCl 1 M.
- Larytan Na2S2O3 0,5 M.
4.4 Percobaan IV Pengaruh Katalis Terhadap Laju Reaksi.
a. Alat
- Tabung Reaksi 3 buah
- Gelas ukur 10 ml
- Pipet tetes
b.Bahan
- Larutan H2O2 5%
- Larutan NaCl 0,1 M
- Larutan FeCl3 0,1 M
5. Langkah Kerja
1. Percobaan I Pengaruh Konsentrasi Terhadap Laju Reaksi.
1. Siapkan 4 buah tabung reaksi dan isilah dengan pita magnesium yang telah diampelas! Beri nomor 1,2, dan 3.
2. Isilah tabung reaksi 1 dengan larutan HCl 1 M sebanya 3 ml!
3. Catatlah waktu berlangsungnya reaksi dengan stopwatch, dimulai saat larutan HCl dituangkan sampai pita Mg habis bereaksi!
4. Ulangi langkah tersebut untuk larutan HCl 2M; 3M pada ke-2 tabung reaksi lainnya!
5. Masukkan data ke dalam bentuk tabel.
2. Percobaan II Pengaruh Luas Permukaan Terhadap laju reaksi.
a. Masukkan masing-masing 25 ml HCl 2 M ke dalam 2 gelas kimia.
b. Kedalam erlenmeyer 1 masukkan 1 gram CaCO3 dalam bentuk batangan. Hitung waktu yang diperlukan agar semua CaCO3 larut.
c. Kedalam erlenmeyer 1 masukkan 1 gram CaCO3 dalam bentuk serbuik. Hitung waktu yang diperlukan agar semua CaCO3 larut.
d. Masukkan data ke dalam bentuk tabel.
3. Percobaan III Pengaruh Suhu Terhadap Laju Reaksi.
a. Masukkan masing-masing 15 ml larutan Na2S2O3 0,5 M kedalam 3 gelas kimia 100 ml.
b. Panaskan gelas kimia 1 pada suhu 35oC, taruh di atas kertas yang bertanda silang. Ukur suhunya dan masukkan 15 ml larutan HCl 1 M ke dalamnya. Siapkan stopwatch dan hitung waktunya sampai tidak terlihat tanda silang.
c. Panaskan gelas kimia ke dua pada suhu 45oC dan taruh diatas gelas yang bertanda silang. Masukkan 15 ml HCl, ukur waktunya.
d. Panaskan gelas kimia ke dua pada suhu 55oC dan taruh diatas gelas yang bertanda silang. Masukkan 15 ml HCl, ukur waktunya.
e. Masukkan data ke dalam bentuk tabel.
4. Percobaan IV Pengaruh Katalis Terhadap Laju Reaksi.
a. Isilah tabung reaksi dengan 3 ml larutan H2SO4! Beri nomor 1, 2 dan 3.
b. Tambahkan 5 tetes larutan NaCl 0,1 M ke dalam gelas kimia nomor 2!
c. Tambahkan 5 tetes larutan FeCl3 0,1 M ke dalam gelas kimia nomor 3!
d. Amati keadaan ke-3 tabung reaksi tersebut secara bersamaan.
6. Data Pengamatan
6.1 Percobaan I Pengaruh Konsentrasi Terhadap Laju Reaksi.
Tabung Reaksi
|
Panjang logam Mg (cm)
|
Konsentrasi HCl
|
Waktu
|
1
|
2
|
1
|
Sampai 60 menit belum habis bereaksi
|
2
|
2
|
2
|
52 menit 44 detik
|
3
|
2
|
3
|
50 detik
|
6.2 Percobaan II Pengaruh Luas Permukaan Terhadap laju reaksi.
Erlenmeyer
|
Bentuk CaCO3
|
Massa CaCO3
|
Waktu
|
1
|
Potongan
|
1 gram
|
Sampai 49 menit belum habis bereaksi
|
2
|
Serbuk
|
1 gram
|
2 menit 50 detik
|
6.3 Percobaan III Pengaruh Suhu Terhadap Laju Reaksi.
No
|
Suhu/T (oC)
|
T (K)
|
1/T (K-1)
|
Waktu/t (detik)
|
Vr = 1/t (detik-1)
|
Log (1/t)
|
1
|
35
|
308
|
308-1
|
15,1
|
15,1-1
|
Log (1/15,1)
|
2
|
45
|
318
|
318-2
|
8,9
|
8,9-1
|
Log (1/8,9)
|
3
|
55
|
328
|
328-3
|
7,16
|
7,16-1
|
Loh (1/7,16)
|
6.4 Percobaan IV Pengaruh Katalis Terhadap Laju Reaksi.
Tabung Reaksi
|
Zat yang dimasukkan ke dalam 3 ml H2O2
|
Jumlah gelembung gas
|
1
|
-
|
Ada, tapi sangat lambat dan sedikit
|
2
|
5 tetes NaCl 0,1 M
|
Ada, tapi sangat lambat dan sedikit
|
3
|
5 tetes FeCl3 0,1 M
|
Ada, waktu singkat dan banyak
|
7. Analisis Data
7.1 Percobaan I Pengaruh Konsentrasi Terhadap Laju Reaksi.
Laju reaksi larutan HCl dengan pita Mg adalah sebagai berikut (dengan catatan satuan waktunya adalah menit):
1. Pada tabung reaksi 1
Vr = 1/t
= 1/x+60
= x-1+ 0,016
2. Pada tabung reaksi 2
Vr = 1/t
= 1/ 52,7
= 0,018
3. Pada tabung reaksi 3
Vr = 1/t
= 1/0,83
= 1,204
Vr pada tabung reaksi 1 menunujukkan bahwa data yang kami peroleh belum lengkap, karena waktu praktikum kami yang terbatas. Sehingga data waktu pada percobaan tabung reaksi 1 belum diketahui seutuhnya. Dari data yang kita dapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa :
|
7.2 Percobaan II Pengaruh Luas Permukaan Terhadap laju reaksi.
Laju reaksi 25 larutan HCl 2 M dengan 1 gram CaCO3 adalah sebagai berikut (dengan catatan satuan waktunya adalah menit):
a. Pada erlenmeyer 1 (berbentuk potongan)
Vr = 1/t
= 1/x + 49
= 1/x + 0,02
b. Pada erlenmeyer 2 (berbentuk serbuk)
Vr = 1/t
= 1/2,83
= 0,35
Vr pada erlenmeyer 1 menunujukkan bahwa data yang kami peroleh belum lengkap, karena waktu praktikum kami yang terbatas. Sehingga data waktu pada percobaan erlenmeyer 1 belum diketahui seutuhnya. Dari data yang kita dapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa :
|
7.3 Percobaan III Pengaruh Suhu Terhadap Laju Reaksi.
Laju reaksi 15 ml larutan Na2S2O3 0,5 M dengan 15 ml larutan HCl 1 M adalah sebagai berikut (dengan catatan satuan waktunya adalah detik):
a. Pada gelas kimia 1
Vr = 1/t
= 1/15,1
= 0,066
b. Pada gelas kimia 2
Vr = 1/t
= 1/ 8,9
= 0,11
c. Pada gelas kimia 3
Vr = 1/t
= 1/7,16
= 0,14
Dari data yang kita dapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa :
|
7.4 Percobaan IV Pengaruh Katalis Terhadap Laju Reaksi.
Dalam larutan H2O2 yang tidak dicampur dengan larutan apapun terdapat gelembung gas namun sangat sedikit.
Dalam larutan H2O2 yang dicampur dengan larutan NaCl 0,1 M terdapat gelembung gas namun sangat sedikit.
Dalam larutan H2O2 yang dicampur dengan larutan FeCl3 0,1 M terdapat gelembung gas yang sangat banyak dan cepat pergerakannya.
Dalam larutan H2O2 yang dicampur dengan larutan FeCl3 0,1 M, laju reaksinya lebih cepat dibandingkan dengan larutan H2O2 yang dicampur dengan larutan NaCl 0,1 M. Terbukti dengan perbedaan jumlah gelembung gas dan kecepatan pergerakannya gelembung yang mencolok.
Sedangkan larutan H2O2 yang dicampur dengan larutan NaCl 0,1 M laju reaksinya sama dengan H2O2 5 % yang tidak dicampur dengan larutan apapun. Terbukti dengan jumlah gelembung gas dan kecepatan pergerakannya yang sama.
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa FeCl3 0,1 M merupakan katalis yang dapat mempercepat laju reaksi H2O2. Sedangkan NaCl 0,1 M bukan merupakan katalis yang dapat mempercepat laju reaksi H2O2 karena tidak berpengaruh apa-apa.
8. Pertanyaan
8.1 Percobaan I Pengaruh Konsentrasi Terhadap Laju Reaksi.
a. Apakah yang dapat dijadikan indikator reaksi?
Jawab:
Hal yang dapat dijadikan indikator reaksi:
1. Terdapat gelembung pada logam Mg.
Gelembung pada logam Mg yang bereaksi pada tabung reaksi 1yang berisi HCl 1 M jumlahnya sangat sedikit dan lambat.
Gelembung pada logam Mg yang bereaksi pada tabung reaksi 2 yang berisi HCl 2 M jumlahnya sedikit dan lambat.
Gelembung pada logam Mg yang bereaksi pada tabung reaksi 3 yang berisi HCl 3 M jumlahnya banyak dan cepat.
Jumlah gelembung dan kecepatannya pada tabung reaksi 1, 2 dan 3 dapat dituliskan sebagai berikut:
2. Terjadi penyusutan logam Mg dan lama-kelamaan akan habis bereaksi.
Pada tabung reaksi 1, penyusutan logam Mg sampai habis akibat bereaksi dengan HCl 1 M memerlukan waktu yang sangat lama, yakni sampai 60 menit belum habis. Hal ini disebabkan oleh waktu praktikum kami yang cukup singkat sehingga tidak dapat mengamati waktu penyusutan logam Mg sampai habis.
Pada tabung reaksi 2, penyusutan logam Mg sampai habis akibat bereaksi dengan HCl 2 M memerlukan waktu yang cukup lama, yakni 55 menit 40 detik.
Pada tabung reaksi 3, penyusutan logam Mg sampai habis akibat bereaksi dengan HCl 3 M memerlukan waktu yang singkat, yakni 50 detik.
Waktu yang diperlukan logam Mg sampai habis bereaksi dapat dituliskan sebagai berikut:
3. Perubahan suhu.
Pada tabung reaksi 1, perubahan suhunya tidak terasa apabila sisi luar tabung reaksi dipegang dengan tangan kosong.
Pada tabung reaksi 2, perubahan suhunya terasa sedikit hangat dan bahkan tidak terasa apabila sisi luar tabung reaksi dipegang dengan tangan kosong.
Pada tabung reaksi 3, perubahan suhunya terasa hangat apabila sisi luar tabung reaksi dipegang dengan tangan kosong.
Perubahan suhu pada tabung reaksi 1, 2 dan 3 dapat dituliskan sebagai berikut:
b. Apakah yang menjadi variabel bebas, variabel terikat dan variabel terkontrol pada reaksi?
Jawab :
1. Variabel bebas : konsentrasi larutan.
2. Variabel terikat : volume HCl dan massa pita Mg.
3. Variabel terkontrol : waktu.
c. Komposisi manakah yang membuat Logam Mg cepat habis?
Jawab :
Komposisi antara larutan HCl 3 M dengan pita Mg memiliki waktu yang lebih cepat dibandingkan yang lain, yakni 50 detik. Sedangkan komposisi antara larutan HCl 2 M dengan pita Mg memakan waktu 55 menit 44 detik dan komposisi antara larutan HCl 1 M dengan pita Mg memakan waktu sampai 60 menit belum habis.
d. Tuliskan persamaan reaksinya?
Jawab :
e. Apakah yang dapat anda simpulkan dari percobaan ini? Diskusikan!
Jawab :
Semakin besar konsentrasi suatu larutan maka semakin cepat pula laju reaksinya. Dan semakin kecil konsentrasi suatu larutan maka semakin lambat pula laju reaksinya. Walaupun massa dan volumenya tetap sama.
8.2 Percobaan II Pengaruh Luas Permukaan Terhadap Laju Reaksi.
a. Apakah yang dapat diajadikan indikator telah terjadi reaksi?
Jawab :
1. Terdapat gelembung udara.
Gelembung udara yang terjadi pada CaCO3 bentuk serbuk yang bereaksi dengan HCl 2 M lebih banyak dan cepat pergerakannya daripada gelembung udara pada CaCO3 bentuk potongan.
2. Terjadi perubahan suhu.
Setelah CaCO3 bentuk serbuk yang dimasukkan ke dalam larutan HCl 2 M, maka terjadi perubahan suhu. Terbukti ketika kami menyentuh permukaan erlenmeyer ketika bereaksi, suhunya terasa hangat.
Sedangkan setelah CaCO3 bentuk potongan yang dimasukkan ke dalam larutan HCl 2 M, maka tidak terasa terjadi perubahan suhu. Terbukti ketika kami menyentuh permukaan erlenmeyer ketika bereaksi, suhunya tidak terasa hangat.
3. CaCO3 larut dalam larutan HCl 2 M.
Setelah CaCO3 bentuk serbuk yang dimasukkan ke dalam larutan HCl 2 M, maka dalam waktu 2 menit 50 detik semua CaCO3 larut bersama HCl.
Sedangkan setelah CaCO3 bentuk potongan yang dimasukkan ke dalam larutan HCl 2 M, walaupun dalam waktu sampai 49 menit belum habis, namun telah terjadi penyusutan volume CaCO3 bentuk potongan yang dapat diamati pada tabung erlenmeyer.
b. Bentuk CaCO3 manakah yang luas permukaannya lebih besar?
Jawab:
CaCO3 yang berbentuk serbuk.
c. Pada erlenmeyer manakah CaCO3 lebih mudah larut?
Jawab :
Pada erlenmeyer yang larutan HCl-nya direaksikan dengan CaCO3 yang berbentuk serbuk.
d. Tentukan variabel bebas, variabel terikat, dan variabel terkontrol pada reaksi tersebut.
Jawab :
1. Variabel bebas : Luas permukaan CaCO3.
2. Variabel terikat : Volume HCl 2 M dan Massa CaCO3.
3. Variabel terkontrol : Waktu.
e. Tuliskan persamaan reaksinya?
Jawab :
f. Apakah yang dapat anda simpulkan dari percobaan ini? Diskusikan!
Jawab :
Semakin luas permukaan suatu zat/ larutan maka semakin cepat pula laju reaksinya. Dan semakin kecil luas permuakaan suatu zat/ larutan maka semakin lambat pula laju reaksinya. Walaupun massa dan volumenya tetap sama.
8,3 Percobaan III Pengaruh Suhu Terhadap Laju Reaksi.
a. Apakah yang dapat diajadikan indikator telah terjadi reaksi?
Jawab :
Yang menjadi suatu indikator telah terjadi reaksi antara HCl 1 M dan Na2S2O3 0,5 M adalah kondisi larutan yang sumula jernih berubah menjadi sangat keruh.
b. Laju reaksi dinyatakan sebagai1/t (Vr sebanding dengan 1/t)
- Buatlah grafik Vr terhadap T (oC) !
Jawab :
0 komentar:
Post a Comment